Friday, December 7, 2012

Kekayaan Sebagai Kendaraan

Siapa bilang Islam identik dengan kemiskinan? Justru Islam menyuruh umatnya untuk kaya loh. Buktinya, setiap perintah shalat selalu diiringi dengan perintah menunaikan zakat! Yang wajib zakat kan cuma orang-orang berharta!

Lagipula, Rasulullah SAW. dan para sahabatnya kebanyakan adalah pedagang kaya, tidak sekedar kaya malah, kaya raya boo! Umar bin Khattab saja ketika wafat meninggalkan ladang pertanian sebanyak 70.000 ladang, yang rata-rata harganya Rp. 160 juta—perkiraan konversi ke dalam Rupiah. Itu berarti, Umar meninggalkan warisan sebanyak Rp. 11,2 Triliun. Haaa?

Belum cukup menganga ya? Tahu berapa penghasilan Umar semasa hidup? Setiap tahunnya rata-rata ladang pertanian saat itu menghasilkan Rp. 40 juta, berarti Umar mendapatkan penghasilan Rp 2,8 Triliun setiap tahun, atau 233 Miliar sebulan. Woow! Coba bandingkan dengan penghasilan kita per bulan! Hiks, jauuuuuh...

Itu baru Umar loh, belum Abu Bakar, Usman bin Affan, apalagi Abdurrahman bin Auf! Bahkan, khalifah yang tidak kaya seperti Ali bin Abi Thalib pun pernah menyatakan bahwa seandainya kemiskinan adalah seorang manusia, maka Ali akan membunuhnya. Jelas bahwa Islam itu agama yang mengajar kita untuk jadi kaya!

Allah sendiri tidak menciptakan kemiskinan loh Sob, coba perhatikan redaksi ayat berikut:

“Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan... dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan.” (Q.S. An-Najm 43-45, 48) Allah tidak pernah memberi kita miskin! Dia memberi kekayaan atau kecukupan. Subhanallah...

Artinya, Islam tidak pernah menganjurkan umatnya untuk hidup miskin, so... jangan bercita-cita hidup miskin doong! Dan jangan pasrah kalau keadaan kita sekarang masih terjebak kemiskinan! Ayo “bunuh” kemiskinan dengan doa dan usaha! Allaahuakbar...


Zuhud tidak sama dengan Miskin!  

Lalu, bagaimana dengan cerita guru-guru ngaji bahwa Rasulullah SAW. hidup tidak pernah kenyang, pakaiannya yang sobek ditambalnya sendiri, makannya hanya dari gandum yang kasar? Bukankah itu artinya Rasulullah SAW. hidup miskin?

Eit, jangan salah Sob! Zuhud tidak sama dengan miskin! Rasulullah SAW. hidup seperti itu bukan karena nggak punya duit, emangnya kayak kita... puasa Dawud (sehari puasa-sehari nggak) karena emang uang bulanan nggak cukup! Rasulullah SAW. hidup demikian sederhana karena beliau tidak silau dengan gemerlap dunia, zuhud istilahnya.

 Lagipula, meskipun pakaian dan rumah biasa-biasa saja, tapi kendaraannya Rasulullah SAW. mantap looh... unta terbaik yang disebut al-Qashwa! Kalau zaman sekarang... ibaratnya mobil yang levelnya di atas Jaguar dah! Karena memang kendaraan diperlukan untuk memudahkan perjalanan dan perjuangan, makanya Nabi membeli dan memiliki unta tersebut. Jelas kan kalau Rasulullah SAW. tidak miskin, melainkan zuhud?

Udah bisa bedain miskin dan zuhud? Kalau yang disebut miskin, emang nggak mampu! Sedangkan yang disebut zuhud, sangat mampu tapi nggak mau! Hidup sederhana karena memang pilihannya, bukan terpaksa karena tidak ada pilihan lain!


Kekayaan Adalah “Kendaraan”, Bukan Tujuan!

Yang menarik, sikap seorang mukmin terhadap kekayaan adalah menempatkannya hanya sebagai “kendaraan”, bukannya sebagai tujuan! Kendaraan? Kendaraan untuk ke mana? Yaa tentu saja kendaraan untuk menggapai cinta Allah!

Beda banget, orang yang memandang kekayaan sebagai tujuan akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tersebut. Yaa korupsi, yaa curangi takaran, yaa menipu, yaa mencuri, yaa jual diri, yaa jual anak, yaa jual narkoba, yaa ke dukun, yaa piara tuyul dan seabreg ide-ide tak bermoral lainnya yang dianggap bisa bikin kaya.

Sementara orang yang memandang kekayaan sebagai “kendaraan”, justru dari awal perjalanan menuju kaya akan menjaga diri dari harta yang haram! Dia tahu kenapa dirinya harus kaya, bukan sekedar untuk foya-foya, melainkan untuk perbanyak amal ibadah, sedekah, jariyah, wakafnya. Jadi, kalau ia dapatkan uang dengan cara ilegal alias haram, ia bakal rugi besar!

Terus, bagaimana cara supaya kekayaan yang didambakan bisa kita perlakukan sebagai kendaraan dan bukan tujuan?

http://annida-online.com/artikel-2824-kekayaan-kendaraan-bukan-tujuan.html

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2011. Berubah Kaya . All Rights Reserved